Saturday, December 30, 2006, posted by TanpaMakna at 10:13 PM
Just wanna say "Mat Idul Adha"
 
Thursday, December 28, 2006, posted by TanpaMakna at 1:21 PM
All my bags are packed,
I'm ready to go,
I'm standing here,
Outside your door,
I hate to wake you up and say Good Bye.
But the done is breaking, surley moan,
The taxi is waiting, blown his horn.
Already I'm so lonesome I could die.

Refrain:
So kiss me and smile for me,
Tell me that you wait for me,
Hold me, like you never let me go.
Cause I'm leaving on a jet plane,
Don't know when I'll be back again,
Oh Babe I hate to go.

So many times, I let you down,
So many times, I played around,
but I can tell you, they don't mean a thing.
Every place I go, I'll thing of you,
Every song I sing, I sing for you.
When I come back, I'll bring your wedding ring.

Refrain

Now the time has come to leave you,
One more time has come to kiss you,
Close your eyes and I'll be on my way.
Thing about the day will come,
When I won't have you leave alone,
About the day, when I won't have to stay.

Refrain
(Leaving on The Jet Plane,John Denver)

Aku berkhayal, aku lulus dan berhasil ke Korea Selatan. Pesawatku berangkat subuh. Lalu, sebelum berangkat, kusempatkan diri berpamitan padamu, meski kau sebenarnya tak perduli. Kujabat tanganmu, minta maaf dan restu orang tuamu, lalu kubisikkan kata ditelingamu

"Kuharap ketika kupulang, kau masih bukan milik siapa-siapa.

Kuharap, ketika kukembali, kau telah frustasi mencari belahan jiwamu yang sesungguhnya dan membuatmu menerimaku kembali.

Kuharap ketika saat itu tiba, kau telah lelah dalam pengembaraanmu mencari cinta sejati & kau akhirnya memilih tenang beristirahat dalam dekapanku."

Lalu kuberkata pada orang tuamu : Ibu, Bapak, tolong simpankanka ana'ta !!! Tiga tahun lagi kalau tidak ada halangan Saya akan lamarki lagi, pasti maumi saat itu (PD-nya kodong). Ingatki, jangan terima lamarannya orang lain, kalo tidak...AWAS!!! (rewaku di' untung khayalanji).

...When I come back, I'll bring your wedding ring.

Labels:

 
, posted by TanpaMakna at 1:06 PM
Hari ini, just like another day. Terbangun pukul 07.00 Wita, setelah panggilan Bapak meraung-raung untuk membangunkanku shalat subuh. Bangun dengan perasaan tak ikhlas (maklum begadang lagi semalam), turun ke lantai bawah, meneguk segelas air, ambil air wudhu, sholat subuh (pagi), mandi, pakaian, minum teh, ke kantor pukul 08.15 (pastimi terlambat iya).

Kartu Absenku merah lagi, untuk yang kesekian kalinya. Rasanya sudah berbulan-bulan absenku didominasi warna merah, yang artinya aku lebih sering telat daripada on time ke kantor. Teguran dari Jakarta belum datang, mungkin bulan depan (come on guys, what you waiting for).

Ditawari parfum sama pegawai PTKP, beli meski agak terpaksa. Lumayan mahal jika dibandingkan sama size tempatnya dan kualitasnya. Lumayanlah, kesempatan buat membuang-buang uang lagi untuk sesuatu yang tak terlalu penting.

Beginilah kegiatan tiap hari, hampir sama. Kadang-kadang ada juga sedikit variasi, meski tak bermakna. Sampai kapan ya, begini terus? Hidup tanpa makna, betul-betul menyiksa.

Labels:

 
Wednesday, December 27, 2006, posted by TanpaMakna at 10:39 AM
Hari ini rasanya I am feeling bad, very bad. Teman-teman di kantor bikin emosiku melonjak drastis. Rasanya ingin melempar sesuatu yang keras dan bisa menimbulkan luka serius pada seseorang. Yang satu, sok senior, negur, mau ngasih peringatan, berlagak tegas. Satunya lagi, kurang ajar, kayak yang paling rajin, paling jago aja.

Kayaknya ini waktu yang tepat buat looking a new job. Udah tidak ada semangat lagi di tempat yang sekarang. Dulu, suasana kekeluargaan di kantor yang bisa bikin aku bertahan. For your information, saya sudah sekitar 9 bulan kerja di tempat itu, my new record karena biasanya aku tak pernah lebih dari 6 bulan bekerja di satu tempat.

Saya memang orang yang perasa dan mudah tersinggung. Dulu, aku pernah berhenti dari sebuah perusahaan dengan gaji yang lumayan tinggi, hanya karena sudah nggak sreg dengan lingkungannya (selain pressurenya yang membuatku tak tahan).

Aku merasa saat ini, berada di tempat yang salah. Ini bukan duniaku, teriakku dalam hati. I am a writer, bukan seorang Marketer. Hanya menulis yang membuatku bahagia dan bersemangat. Atau mungkin aku memang tak akan bisa jadi karyawan yang baik, karena Tuhan menakdirkanku menjadi pemilik perusahaan? (Amien)

Labels:

 
Tuesday, December 26, 2006, posted by TanpaMakna at 10:26 PM
Masa Depan Begitu Gelap
Masa Kini Terasa Berat
Rasanya Ingin Mengecap Kembali
Manisnya Masa Lalu
Apakah Karena Kau Sayangku
Tertinggal Disana?

Akhir-akhir ini rasanya rindu sekali aku akan masa lalu. Jadi rajin-rajin ke internet, nyari siapa tahu ketemu kawan lama. Nengok situs-situs yang ada hubungannya dengan waktu yang telah lewat, seperti situsnya IMA UH (Ikatan Mahasiswa Unhas), my old school (meski nggak sampe selesai).

Jadi iri sama Nobita (sahabatnya Doraemon, kucing robot dari Abad 22) yang bisa seenak perut menjelajah waktu. Ada nggak teman-teman yang bisa bantu saya ya cariin mesin waktu ?

Kenangan hanya membuat kesedihan awet di hati. MaRItol (Mall Ratu Indah Tolol), Film Fast and Furious (Tokyo Drift), Film Animasi Monster House, Bakso Sentosa, Masjid Kantor Pos Pusat, FE- Unhas, IAIN, K-Link, Toddopuli II, Bulan Puasa, Minasa Upa, Bandara Hasanuddin, hanya sebagian item yang bisa membuat aku jadi orang yang terlalu melankolis. Dan rasanya, selama masih bermukim di kota ini, semua itu takkan pernah bisa kusapu dari ingatan. Makanya, teman-teman, saya mohon doanya, doakan ya agar Saya bisa lulus tes ke Korea tanggal 14 Januari tahun depan. Please yah?

Labels:

 
Monday, December 25, 2006, posted by TanpaMakna at 1:29 PM
Aku Merasa Kehilangan
Tanpa Tahu Apa Yang Telah Kutemukan
Aku Merasa Menemukan
Tanpa Tau Apa Yang Telah Kucari
Aku Merasa Mencari
Tanpa Tau Apa Yang Telah Hilang
(dikutip dari film "Cinta Pertama (Sunny)")

Setelah hampir tiga bulan tak bersamanya, perlahan-lahan aku mulai terbiasa. Terbiasa dengan sepi, terbiasa dengan sedih, terbiasa dengan hampa, terbiasa tanpa renyah tawanya, terbiasa tanpa candanya, terbiasa tanpa manjanya, terbiasa tanpa lembut wajahnya, terbiasa tanpa halus suaranya, terbiasa tanpa binar indah matanya, terbiasa hidup tanpa harapan kan bersatu selamanya dengannya. Aku telah berhasil meyakinkan (membohongi?) diri, hidupku masih baik-baik saja, perjalananku masih panjang, dan akan ada gadis yang lebih baik darinya.

Hanya satu yang belum bisa kusingkirkan dari pikiranku saat ini, perasaan kehilangan sesuatu. Aku sebenarnya telah biasa mengalami yang namanya sakit karena gagal dalam percintaan. Tetapi, tak pernah kualami perasaan seaneh ini, perasaan seolah-olah ada yang telah diambil dari dalam diriku, entah apa itu. Ruang kosong terbentuk, tanpa tahu bagaimana kuharus menambalnya.

Daripada berpusing-pusing terus, mungkin ada baiknya bila kulogikakan saja apa yang hilang itu, dan kudata hal baru yang telah kutemukan sejak kepergiannya. Kawan, aku telah membuat timbangan apa yang hilang dan apa yang timbul setelah kepergiannya. Dengan menuliskannya dan membaginya bersamamu Kawan, aku berharap dapat memberiku kekuatan dan semangat baru.

Ini daftarnya :

Yang Timbul Setelah Kepergiannya :

1. Semangatku untuk mengejar cita-cita lamaku untuk dapat bekerja di luar negeri timbul kembali. Sejak awal desember 2006 lalu, aku setiap senin sampai sabtu rutin mengikuti kursus bahasa Korea di Imseko. Dan, Sabtu kemarin (23/12/2006) aku telah mengisi formulir KLPT (Korean Language Proficiency Test alias TOEFL ala Korea). KLPT ini merupakan salah satu syarat untuk bekerja di Korea Selatan. Waktu bersamanya, cita-cita ini sempat kukubur, karena tak rela jauh darinya.

2. Hobiku berkawan timbul lagi. Aku kembali bersosialisasi dan menjalin kontak dengan keluarga, sahabat dan teman lamaku. Teman-temanku waktu di Unhas, di IAIN, teman SD, teman SMP, teman SMA, teman waktu ikut Diklat Jurnalistik, eks pacar, pacar yang telah dilupakan, kenalan, kembali kujalin silaturrahmi dengan mereka. Selain kujadikan tempat berbagi, juga sambil cari-cari peluang. Siapa tahu bisa dapat pekerjaan baru atau pendamping hidup baru. Aku juga log-in di Friendster, jalan-jalan ya ke FS-ku (Ayya1982@hotmail.com). Dulu, ketika masih bersamanya, rasanya aku tak perlu punya banyak kawan. Karena bagiku, selain kekasih yang baik, dia juga teman yang sabar dan pengertian. Lalu, buat apa lagi cari yang lain, kalau sudah ada makhluk "sesempurna" itu yang mengisi hari-hariku?

3. Kegemaranku menulis timbul kembali. Nih, buktinya sekarang kalian bisa baca blogku kan? Kebahagiaan sebelumnya melenakanku dan mematikan inspirasiku. Kesedihan membangunkan (meski dengan cara yang sedikit kasar) dan membangkitkan kembali gairahku berkarya.

4. Aku jadi bertambah gemar membaca, terutama buku-buku yang bisa menjadi obat bagi hati. Seperti buku-buku tentang tasawwuf.

5. Pengeluaranku jadi lebih terkontrol. Pengeluaran buat jalan sama dia, beli pulsa buat nelpon dia, buat penampilan ketika ketemu dia, sudah tak ada lagi dalam pos anggaranku. Bisa hemat nih (secara teori sih, prakteknya tidak).

Nah, itu hal-hal baru yang timbul setelah kami putus. Lalu apa saja yang hilang semenjak dia tidak bersamaku? Berikut ini listnya :

1. Hati dan perasaanku hilang.
2. Kebahagiaanku hilang.
3. Harapanku hilang.
4. Kegembiraanku akan hari libur karena disaat itulah kami bisa bertemu (kami berdua bekerja), hilang.
3. Waktu-waktu indah ketika bersamanya, hilang.
4. Kebiasaan pengantar tidurku yaitu mendengar suaranya lewat telepon, hilang.
5. SMS-SMSnya yang membuatku bergairah mengawali, melewati, dan mengakhiri hari, hilang.
6. Kekasih, sahabat, calon istri idamanku, tempatku berbagi suka dan duka, hilang.
7. Kehangatan kedua orang tuanya (yang sungguh sangat kuharap bisa menjadi mertuaku), hilang.

Nah, itulah kawan daftar yang telah kubuat. Ternyata, tak terlalu buruk kan hidupku tanpanya ?

Labels:

 
Sunday, December 24, 2006, posted by TanpaMakna at 11:36 AM

- Ada yang bilang, cinta datang dari mata turun ke hati alias cinta yang timbul disebabkan keindahan fisik dari sang tercinta. Biasa pula disamakan dengan cinta pada pandangan pertama (love at first sight).

- Orang Belanda berkata, cinta datang dari perut naik ke hati. Bangsa ini percaya, cinta bisa datang lewat makanan yang enak. Makanya seorang perempuan (maafkan Saya kaum feminis, ini bukan pendapat Saya) mesti pintar masak agar bisa memikat hati lelaki.

- Pepatah Jawa berbunyi, wating trisno jalanin suko kulino (tolong dikoreksi ya kalau salah eja) yang artinya cinta datang karena sering berjumpa.

- Grup Band Dewa 19 lewat lagunya "Risalah Hati" berpendapat cinta bisa datang pada Saya, Anda, Dia, Mereka, bila mau memberi sedikit waktu pada orang yang mencintai kita. Meski pada awalnya kita tak menyukai orang tersebut. Penggalan lagunya kayak gini :
"Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta.
Beri sedikit waktumu agar cinta datang karena telah terbiasa"

- Adapula yang berpandangan cinta itu Sesuatu yang secara tiba-tiba ada. Datang tak diundang dan pergi tak diantar (kayak jalangkung ya?). Dia muncul sering di saat dan waktu yang tak terduga, timbul pada orang yang tak kita sangka sebelumnya. Mungkin mirip intuisi, sebuah perasaan yang sebenarnya sudah ada dalam diri kita dan tinggal menunggu waktu untuk dikeluarkan ataupun keluar dengan sendirinya.

- Agamawan dan Rohaniawan bilang, cinta itu datang dari sang Pencipta. Dialah yang memberikan kita karunia (musibah?) bernama cinta. Orang Islam percaya dan meyakini, masalah hati adalah masalah ghoib. "Allahlah yang maha kuasa membolak-balik hati manusia", begitulah keyakinan mereka. Allahlah yang menjadikan perhiasan-perhiasan dunia (terutama perhiasan paling elok di dunia : wanita) segalanya tampak indah bagi pandangan manusia. Dan kalau kita meyakini cinta tempatnya di hati (bukan diperut apalagi di kelamin) tentu kitapun percaya perasaan ini datangnya dari Yang Maha Mengasihi lagi Menyayangi (Ar-Rahman-Ar-Rahim).

-Ada pula yang menyamakan cinta sebenarnya sama datangnya dengan nafsu. Yaitu berawal dari perasaan ingin memiliki dan menguasai secara mutlak. Cinta (kalau itu bisa dinamakan cinta) yang datang lewat jalan ini akan berujung pada sifat posessif dan egois.

- Cinta dapat pula timbul karena rasa penasaran terhadap seseorang atau sesuatu. Tak diacuhkan, ditolak, tak diterima, bagi umumnya manusia jelas akan menimbulkan kejengkelan. Namun, bagi sebagian orang, hal tersebut justru menimbulkan rasa penasaran, yang sering melahirkan obsesi untuk menaklukkan sumber rasa penasarannya tersebut. Ibarat pendaki gunung, yang mencintai gunung karena beratnya tantangan untuk menggapai puncaknya. Tetapi, cinta ini jarang bertahan lama. Cinta macam ini akan memudar begitu sang pencinta telah kehilangan sensasi misterius dari sang tercinta. Seperti pendaki gunung yang telah berhasil ke puncak gunung, kepuasannya hanya akan berlangsung sementara untuk kemudian, sang pendaki akan mencari gunung lain yang lebih tinggi, lebih menantang, lebih misterius, untuk menjadi 'korban' selanjutnya.

Labels:

 
Saturday, December 23, 2006, posted by TanpaMakna at 9:24 PM
Pungguk Sangat Merindu Bulan
Tiap Hari Dia Berharap
Akan Pertemuan Dengannya
Hinggga Suatu Malam,
Citanya Terwujud
Bulan hadir
Dalam Sebuah Bejana Berisi Air

Pungguk Menjaga Bejana itu
Dengan Sepenuh Perasaan
Ditungguinya Sepanjang Waktu
Jangan Sampai Pencuri Bulan Datang
Dan Mengambil Kekasihnya

Namun, ketika pagi menjelang
Sang Bulan Pergi dari dalam Bejana
Meninggalkan Pungguk Yang Merana
Meratapi Cintanya Yang datang
dan Bersamanya Begitu Singkat
Tak Disadarinya
Yang Menemaninya Semalam
Hanya bayang sang Rembulan

Sementara...
Jauh di langit sana
Bulan tak pernah menyadari
Seseorang Menangis Untuknya
Bahkan, Seandainya Ia Tahu...
Pastilah Dia Tak Perduli
Karena Bulan adalah Bulan
Yang Cantik dan Rupawan
Dan Ditakdirkan Tak Berhati

Labels:

 
, posted by TanpaMakna at 9:23 PM
Kubertanya Pada Hujan
Masihkah Engkau Butiran Yang Sama
Yang Datang Empat Tahun Lalu?
Dirimukah Yang Menyaksikan
Ketika Aku dan Dia
Masih Sering Bercanda Di tengah Derasmu
Hujan Tak Menjawab
Mungkin Tak Mendengar
Atau Mungkin Iba Padaku
Yang Kini Hanya Bermain Dengan Sepi

Labels:

 
, posted by TanpaMakna at 9:22 PM
Angin dan Pohon
Memang Tak Ditakdirkan Bersatu
Angin Selalu Berubah dan Berpindah
Sementara Pohon Senantiasa Setia Pada Tanah
Sayang, Pohon Kerap Tertipu
Dengan Kelembutan Hembusan Angin
Hingga Tak Sadar
Ketika Angin Menjelma Badai...

Labels:

 
, posted by TanpaMakna at 9:18 PM
Engkau Adalah Angin
Dan Aku Adalah Pohon
Ketika Engkau Mengguncangku
Daunku Berguguran,
Rantingku Patah,
Batangku Bergetar.
Tapi, Aku Masih Disini
Berusaha Tetap Tegak Berdiri
Dan Tumbuh Menggapai Cahaya :)

Labels:

 
, posted by TanpaMakna at 8:40 PM
Akhirnya Aku Menyerah. Aku menyerah melawan kesedihan yang menderaku belakangan ini. Tapi, tak berarti aku lantas melakukan tindakan bodoh, mengakhiri hidup contohnya. Tidak, aku belum senekat dan sefrustasi itu (meski jujur sesekali hal itu terlintas di pikiran). Aku hanya menghentikan mengingkari kalau aku memang berduka. Tak lagi berusaha kuusir kesedihan itu dengan menutupinya dengan kegembiraan, baik yang nyata maupun semu. Sekarang yang kulakukan, berusaha menikmati luka ini. Menikmati?Ya, sekarang kubelajar meresapi makna kesedihan, merasakan indahnya, dan menjaganya tetap di hati.

Mungkin kalian pikir aku telah gila akibat depresi. Belum kawan, belum. Aku hanya teringat pernyataan Mr Smith (musuh bebuyutan Neo, tokoh utama Trilogi The Matrix), yang intinya kira-kira begini "Manusia memang sungguh menyedihkan. Mereka selalu percaya pada apa yang mereka sebut dengan perasaan, cinta, dan harapan. Padahal, itu semua hanya manipulasi dari pikiran yang sebenarnya tak kalah semunya dengan The Matrix (program kehidupan buatan ciptaan mesin pada tahun 2020 dimana umat manusia terkurung didalamnya)". Jika benar apa yang kita percaya dan yakini selama ini memang hanya manipulasi pikiran, biarlah kumanipulasi kesedihan menjadi sesuatu yang sama baiknya dengan kebahagiaan.

Sepanjang hidup, kita akan terus merasakan kesedihan dan kebahagiaan yang datang silih berganti. Dan, telah menjadi ketentuan, kesedihan lebih sering berkunjung dan umurnya lebih panjang dibanding kebahagiaan. Kesedihan adalah sesuatu yang pasti, sementara kebahagiaan hanyalah selingan. Ibarat cuaca, kesedihan adalah hujan deras yang turun terus-menerus, dan kebahagiaan adalah petir yang cuma berkilau sepersekian detik lalu menghilang begitu cepat. Seperti hujan, kesedihan memang akan reda, tapi kan datang lagi, dan lagi, dan lagi. Itulah alasanku kawan, memutuskan berteman dengan kesedihan daripada menunggu kebahagiaan yang datangnya cuma sekejap dan selalu terburu-buru untuk pergi '-(

Labels: