Sunday, January 07, 2007, posted by TanpaMakna at 12:56 PM
Ma, Aku tahu kau sangat mencintai anakmu ini. Dan, kusadari, kau tak pernah menyuruhku melainkan hanya untuk kebaikanku sendiri. Aku pun pahami, kau tak ingin anakmu menjadi seorang pendosa, yang melupakan kodratnya sebagai ciptaan. Tapi, kali ini biarkanlah aku yang menentukan jalanku, dan biarkan pilihan berdasarkan hati nuraniku sendiri. Bukannya aku tak butuh bimbingan dan nasehatmu lagi, namun aku hanya ingin bersikap dewasa sekali ini. Dan manusia dewasa menurutku bukanlah orang yang melaksanakan sesuatu hanya karena tradisi, adat, norma, kebiasaan. Bukan pula manusia yang menjalankan sesuatu karena takut, tekanan, paksaan, perintah. Melainkan manusia yang maklum akan segala konsekuensi dari tindakannya. Manusia yang berani mempertanggungjawabkan perbuatannya. Aku ingin menjadi seperti itu.

Seperti dalam menjalankan ibadah. Aku rindu beribadah karena aku butuh akan Allah SWT, bukan karena sekadar aku Islam. Aku ingin menjalankan sholat baik wajib maupun sunat, berpuasa, bersedekah, tadarrus, dan lain sebagainya karena jiwaku telah meresapi keindahan-Nya. Dan itu butuh proses. Jadi kumohon padamu Ma, biarkan anakmu menikmati proses itu. Tolong, jangan kau intervensi perjalananku mencari makna, dengan segala doktrin tentang surga dan neraka. Kupinta jangan kau ragukan ketulusan niat anakmu ini, dalam mencari kebenaran sejati. Aku, Insya Allah belum dan takkan tersesat, Ma. Karena itu, berilah aku kepercayaan, karena aku bukan lagi seorang anak kecil. Kau telah cukup memberiku ilmu, dan aku sangat berterima kasih akan hal itu. Bekal darimu takkan kusia-siakan.

Sholatku memang masih bolong-bolong, jauh dari khusyuk, dan sering melewati waktunya. Puasaku hanya menahan makan dan minum, tadarrusku terhitung jari dalam setahun. Aku tak mengingkarinya, aku tak mencari pembenaran, dan aku tak ingin membohongimu, Ma, dengan menceritakan dan menunjukkan sebuah kemunafikan. Inilah diriku saat ini. Tapi, kuharap kau tak khawatir dengan itu semua, karena aku belum menyerah, aku belum berhenti berjalan, dan aku yakin, saat itu akan tiba, ketika aku mencapai sebuah titik pencarianku akan Kebenaran Sejati. Saat aku menjadi manusia yang bisa kau banggakan pada sesama manusia dan dihadapan Allah SWT. Doa'kan saja anakmu ini, Ma, semoga tak lelah dan tak bosan mencari-Nya. Amien.