Monday, January 22, 2007, posted by TanpaMakna at 8:36 PM


Berada di usia 25 tahun kerap berarti merasakan kegelisahan di setiap waktu. Paling tidak, itulah yang aku rasakan kini. Gelisah yang timbul karena tak kunjung bersua makna hidup, sementara umur kian memendek.

Gelisah mencuatkan hampa dalam hati, hampa yang tak mampu tertutupi oleh segala macam pernik dan hiasan dunia. Materi, pangkat, wanita, semakin lama terasa kian hambar dan menjadi sesuatu yang semu dan tak berarti.

Hampa perlahan melahirkan kejemuan akan hidup,yang tak satupun hiburan dunia mampu menghapuskannya. Tawa dan gembira pun menjadi hal teramat biasa yang kehilangan kesegarannya.

Berada di usia 25 tahun berarti berusaha bersikap realistis memandang dunia. Dan bersikap realistis tak jarang disamakan dengan melupakan bayangan indah tentang masa depan yang mulai terasa muluk dan tak mungkin. Demikianlah diriku. Mimpi-mimpi di kala kanak dan usia remaja perlahan kian tak terkejar, dan aku mesti menerima kenyataan terjebak dalam sebuah pilihan yang sering tak menyenangkan, namun mesti terpaksa dijalani.

Untung aku tak sendiri. Dalam perjalananku, kutemui sejumlah orang mengeluhkan hal serupa, mengalami kisah hidup yang lebih tampak seperti film membosankan tanpa alur, bahkan sebagian lebih mirip mimpi buruk. Tanpa tahu solusi, tanpa tahu jalan keluar, aku dan orang-orang itu terkadang merasa hanya menunggu waktu hingga el-maut menjemput. Lalu, apa maknanya hidup seperti itu?

Labels: